Select Menu

Peristiwa

Artikel

Budaya

Pendidikan

Makanan

Minuman

Kue

DAGANGAN MUHAMMAD FAUZI JATUH KESELOKAN


   Setelah beberapa minggu libur dari aktifitas jualan rutin, hari ini senin 14 November 2016 mulai berjualan lagi. Seperti halnya yang sudah-sudah, ketika mengawali jualan, tentunya semua bahan baku harus dibeli semua. Dan itu tidaklah dengan biaya yang sedikit. Malam sebelum berjualan kekasihku bertanya, mas apa besok modal kita akan kembali? sekarang jualankan musimnya sepi semua? sembari memblender kunyit. Insya Allah laris jawabku menenangkan. 


   Malam berjalan, kekasihku terlelap bersama sikecil di sampingnya. Diriku diliputi perasaan tak tenang dan gelisah. Duduk dan menghisap sebatang demi sebatang sebagai pengisi waktu agar kantuk segera datang. Ahhh kantukpun tak kunjung datang, akhirnya aku manfaatkan waktu tengah malamku untuk pembuatan jamu atau memasukkan kedalam botol-botol yang tampak mengkilap karena masih gres. Tak terasa jam hanphone sudah menunjukkan pukul 2 pagi lewat, kekasihku mungkin terkejut karena tidak mendapati aku yang seharusnya berada disampingnya. Dia berteriak dengan penuh keromantisan, maas sampean tilem binjeng sadean '' mas silahkan istirahat tidur besok jualan'' ucapnya. Akupun tak kuasa menolak permintaannya dan aku langsung tidur disampingnya, sembari bersembunyi dibalik selimut tebal warna kuning mentah.
    
    Mas-mas sampun subuh, kekasihku membangunkanku. Lalu aku bangun dan  bergegas mengambil wudlu untuk tunaikan sholat subuh berjamaah. Selepas sholat sayapun langsung melanjutkan pekerjaan semalam yang belum tuntas. Sedikit demi sedikit jamu itu saya tuangkan kedalam botol kemasan. Sementara kekasihku membungkusnya diplastik seperempatan, untuk tetangga yang menjualkan sebagaian daganganku.

   
  Pukul 05 47 semua persiapan telah tertunaikan, sayapun pamit seperti biasa pada kekasihku. tapi sebelum itu, dia saya suruh untuk memotret diriku yang berangkat jualan dari belakang. Dengan keyakinan dan rasa optimis yang sangat kuat, saya melajukan motor dengan cepat. Tak berselang lama, tibalah saya di depan pabrik MPI Desa Karangbong gedangan. Melihat karyawan ada yang masuk, hati saya sangat senang. Bismillah saya turun dari sepeda motor.



   Sekitar 20 menit, masih duduk diatas batu seukuran 2x bola basket namun bentuknya agak lonjong. Barulah ada pembeli yang datang. Alhamdulilah dapat penglaris lima ribu. Ibu yang memelarisi daganganku masih belum pergi jauh. Tiba-tiba rombong jamuku roboh dan jatuh keselokan. Untungnya selokan itu tidak ada airnya. Namun karena saya membawa bekal untuk cucian gelas, maka air itulah yang mengenai buku-buku yang ikut jatuh ke selokan. Basah, buku yang kubawa, karet, plastik dan daftar kartu peminjam buku. Aku tenangkan diriku, berusaha bersikap santai dan tidak terlalu terkejut. Ini untuk menutup atau mengurangi rasa malu, karena daganganku telah jatuh. 

      Dua gelas, jadi korban dalam tragedi ini, sudah tak terselamatkan lagi, sementara buku dan barang lain yang basah masih bisa aku bersihkan dengan kain lap yang kubawa. Perlahan aku naikkan rombongku, aku betulkan posisi motorku. lalu buku-buku dan jamu yang berada diselokan aku bersihkan semua. Ini adalah takdir tuhan dan kuasanya, aku tak akan mengutuk atau mensumpah serapah atas apa yang menimpaku barusan. Namun aku harus menerima, mungkin ini adalah sebagian ujian dari tuhan.
 
     Tak selang berapa lama, Alhamdulilah ada lagi pembeli. Total uang yang aku dapat di depan pabrik MPI hanya sepuluh ribu rupiah. Sekitar pukul delapan, karyawan pabrik juga sudah pada masuk, lalu aku putuskan seperti biasa melanjutkan keliling ke kampung-kampung. Ya Allah, lelah menyusuri jalanan, daganganku tidak ada yang beli. Ingat uang modal kulakan yang semalam, bagaimana aku bisa menerangkan pada isteriku, tentang hasil jualan hari ini.

   Sekitar pukul setengah 12, ada teman yang watsap ingin membeli jamuku. Akupun langsung meluncur ke sekolahan tempat dia mengajar. Alhamdulilah, disana aku dapat uang 50 ribu. Ngobrol kanan dan kiri, tentang buku dan jamu, tak terasa waktu sudah menunjuk angka satu. Mau tidak mau aku harus cepat pulang, karena tidak biasanya aku pulang diatas jam dua belas. Lngit mendung yang siap menumpahkan air kenikmatannya, aku terjang saja, berharap sudah bisa sampai dirumah sebelum air turun.

    Baru sekitar limaratus meter dari sekolah tempat temanku mengajar tadi, langit telah mencurahkan airnya. Aku lajukan motorku dengan cepat, berharap bisa dapat tempat berteduh untuk menyelamatkan buku-buku yang ada digerobak jamuku. Hidup tidaklah bisa selalu mendapatkan apa yang diharap. Air hujan kian deras, aku baru mendapatkan tempat berteduh di tempat cucian motor. Alhamdulilah, walau bajuku radak basah, dan sebagian buku yang diatasnya juga basah, rada tenag udah dapat tempat berteduh yang nyaman, setidaknya di tempat berteduh ini, juga menjual kopi yang bisa menghangatkan tubuhku.

    Angin bertiup kencang dan hujannya semakin deras. Arah angin yang membawa hujan juga mengenai buku-bukuku. Aku tak berdaya, karena tak mungkin aku mendapatkan penutup untuk menyelamatkan buku-buku tersebut. Menangis dalam hati, iya, aku menangis. Cengeng juga diriku. Padahal sebagai lelaki, aku gak boleh nangis, tapi untungnya tak ada orang yang berteduh sepertiku yang melihat ketika aku menangis meratapi buku-buku yang basah.

    Adzan ashar sudah berkumandang, hujan reda setelahnya. Aku bergegas untuk pulang. Cacing dalam perut sudah berteriak-teriak minta hidangan, maklum, seharian dia hanya kemasukan kopi dan es pemberian satpam di sekolah temanku tadi. Serasa mau pingsan, perut melilit sakit, maahku kambuh kayaknya. Tak lupa aku ambil uang selembar seratus ribu di Atm, ini akan aku berikan pada isteriku, aku gak tega jika harus mengatakan jualan pertama sangatlah sepi. Aku berbohong ya aku berbohong dan itu memang sering aku lakukan ketika jualan sepi. Karena aku hanya tidak tega melihat isteriku tampak sedih, melihat aku pulang bawa uang sedikit. Aku berharap, dengan uang ini dia bisa tersenyum dan tidak lelah dalam memproduksi jamu yang dibuatnya dengan penuh cinta dan doa kesembuhan untuk para pembelinya.

   Setiba dirumah, aku langsung minum segelas air hangat dan melanjutkan mandi. 

Itulah sebagian kisah, yang sering aku alami.@ fauzi penjual jamu

      





SEKOLAH LITERASI GRATIS PONOROGO

  Alhamdulilah, kemarin tanggal 30 Oktober 2016 bisa bergabung bersama mereka dalam satu ruangan. Suasana riuh dan tepuk tangan ketika saya ucapkan ayo beri tepuk tangan. Senang, bisa bertemu beberapa mahasiswa dan dosen yang aktif mengikuti acara sekolah literasi gratis ini dengan seksama. Sekolah yang di inisiasi Oleh Dr. Sutejo, M. Hum ini memang benar-benar keren.





Acara semacam ini, bisa di duplikasi untuk digelar di berbagai daerah. Namun realitanya memang tidaklah mudah. Butuh orang-orang yang kuat seperti dia. Saya hanya bisa berbagi cerita tentang apa yang sudah saya lakukan, seputar literasi dan gerakan sak iki jamane moco. Alhamdulilah acara ini benar-benar lancar, sesuai dengan apa yang diharapkan. Saya hanya bisa ucapkan terimakasih kepada bapak sutejo dan rekan-rekan mahasiswa serta dosen IKIP PGRI PONOROGO.

TERIMAKASIH SALAM LITERASI

   

penjual jamu ini terima penghargaan nugra jasadarma pustaloka 2016

    Peringatan HUT Proklamasi ke-71 Kemerdekaan RI tahun 2016 ini merupakan kado manis bagi Muhammad Fauzi atau yang akrabnya lebih sering dipanggil Fauzi Baim. Pasalnya, hal ini bersamaan dengan diraihnya penghargaan Nugra Jasadarma Pustaloka tahun 2016 dengan kategori Tokoh masyarakat yang peduli terhadap pengembangan perpustakaan dan kegemaran membaca dari Perpustakaan Nasional RI.


    Seperti yang tertulis sebelumnya Muhammad fauzi juga menjadi juara satu dalam event yang digelar oleh gramedia. Fauzi menuturkan, bulan ini adalah bulan kemerdekaan baginya, dua penghargaan diraihnya dalam satu bulan. Adapun penyerahan penghargaan Nugra jasadarma pustaloka diserahkan pada Selasa, 16 Agustus 2016 pukul 18.30 Wib di Balai Kartini – Jakarta Pusat. 
    Nugra Jasadarma Pustaloka merupakan bentuk penghargaan tertinggi yang diberikan Perpustakaan Nasional kepada pihak-pihak yang dinilai telah berkontribusi besar bagi pengembangan perpustakaan dan minat baca di daerahnya. Diantaranya adalah kategori koleksi deposit terbaik, bercerita tingkat SD/MI nasional, Pustakawan berprestasi tingkat nasional, perpustakaan umum kabupaten/kota terbaik nasional. Kategori media, kategori masyarakat, tokoh masyarakat dan lifetime achievement.


    Lelaki yang kesehariannya berprofesi sebagai penjual jamu ini, merasa sangat beruntung bisa mendapatkan anugrah ini. Karena sebelumnya Fauzi tidak pernah menyangka jika bisa mendapatkan anugrah dari perpusnas. Mengingat  profesinya hanya sebagai penjual jamu keliling dan membawa puluhan buku untuk dijajakan gratis dimasyarakat sekitar daerahnya. Memang lelaki ini layak untuk di apresiasi, betapa tidak, diluar aktifitasnya berjualan jamu. Di rumahnya Fauzi juga mendirikan Perpustakaan, Tpq, dan sekolah Paud, Tk dan Sd Islam gratis untuk siapapun yang mau memanfaatkan program yang digagasnya.

    Perpustakaan yang digagasnya semenjak tahun 2011 dan diresmikan oleh kepala kantor Perpustakaan Dan Arsip kabupaten Sidoarjo pada tahun 2012 ini telah menciptakan berbagai macam inovasi yang memberikan kemanfaatan nyata bagi masyarakat. Adapun program yang menjadi andalan Fauzi yaitu BMWK atau buku masuk warung kopi dan STABATU stasiun baca tulis. Harapannya dua program andalan ini bisa meningkatkan literasi di masyarakat sidoarjo pungkasnya.
    Adapun apresiasi yang didapat Fauzi dari kabupaten sidoarjo yaitu menjadi pemenang juara satu untuk kategori perpustakaan desa terbaik thn 2015. Untuk kegiatannya selama ini Fauzi selalu mensinergikan program perpustakaan yang dikelolanya dengan pemerintah setempat yaitu kepala kantor perpustakaan dan arsip kabupaten Sidoarjo juga berbagai pihak yang mau terlibat dalam peningkatan budaya baca.
Fauzi berharap anugrah ini bisa menjadi pintu awal guna melebarkan sayap yang bisa membentuk jaringan dengan belbagai pihak yang lebih luas lagi. 

MPLS DI SMAN3 SIDOARJO

Bertepatan dengan masuknya siswa baru, sekolah-sekolah yang ada di wilayah Sidoarjo dalam MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) atau yang dulu lebih dikenal dengan MOS (Masa Orientasi Sekolah) sebaiknya diisi dengan kegiatan, gerakan membaca buku.

Pasalnya, kondisi masyarakat sekarang ini sudah sangat minim sekali berminat untuk membaca buku, apalagi ‘serangan’ IT atau game-game di HP sudah menjalar ke seluruh lapisan masyarakat, orang tua, remaja hingga anak-anak sekolah. Itulah harapan Muhammad Fauzi selaku penggerak Literasi Perpustakaan Kab Sidoarjo saat menjadi narasumber MPLS SMAN 3 Sidoarjo, Selasa (19/7) kemarin.


Pendiri Perpustakaan Taman Ilmu ini sangat prihatin dengan kondisi masyarakat yang sulit untuk minat membaca. Padahal berbagai instansi pemerintah maupun swasta sudah sering melakukan gerakan, melakukan sosialiasi betapa pentingnya membaca. ”Bahkan saya sendiri terus keliling menjajakan jamu sambil membawa buku, agar bisa dibaca oleh para pelanggan jamu walaupun hanya 10 menit hingga 20 menit saja,” katanya.

Sementara itu, pengelola Perpustakaan Sekolah SMAN 3 Sidoarjo, Yanti Kustanti mengaku kondisi pembaca buku di sekolah memang sangat minim, jika dibandingkan dengan jumlah seluruh siswa yang mencapai sekitar 1.000 siswa lebih. Tetapi jumlah peminat baca buku di perpustakaan sekolah per hari hanya sekitar 150 anak.

Padahal, sekolah sudah menyediakan seluruh fasilitas kebutuhan-kebutuhannya, mulai dari jumlah buku koleksi yang sudah mencapai sekitar 20 ribu exemplar. Termasuk fasilatias Wi Fi serta memenuhi kebutuhan anak-anak. ”Jadi, jika ada anak-anak meminta buku yang dibutuhkan, kami langsung mengajukan anggaran untuk dibelikan. Pihak sekolahan juga sangat mendukung sekali,” jelas Yanti Kustanti.
Maka dalam kesempatan MPLS kali ini kami menggandeng Muhammad Fauzi sebagai penggerak literasi di Sidoarjo, untuk memberi semangan anak-anak agar senang ke perpustakaan untuk membaca buku. ”Kegiatan ini diharapkan anak-anak lebih senang membaca buku. Eman sekali, sekolah mendukung kebutuhan perpustkaan, tetapi anak-anaknya malas membaca buku,” katanya.
Selain menghadirkan penggerak literasi perpustkaan, di SMAN 3 juga ada tim penggeraknya sendiri, yakni ‘Duta Baca SMAN 3 Sidoarjo’. Mereka adalah Alifia Rachmawati Kelas XII Bahasa, Putri Septilia Kelas XII IPA 3 serta Ray Ayuning Galuh Salsabilah Kelas XI Bahasa, yang ikut memberikan semangat kepada 400 peserta MPLS agar murid-murid baru bergerak, sering hadir di perpustakaan untuk senang membaca buku.
Menurutnya, membaca buku sangat banyak sekali keuntungannya, bisa menambah ilmu tentang pendidikan sekolah maupun ilmu pengetahun umum. ”Selain itu juga untuk menambah teman, tentunya teman-teman untuk belajar bersama. Saya sendiri juga tidak menyangka kalau terpilih jadi Duta Baca SMAN 3 Sidoarjo,” ujar putri Septilia usai memotivasi siswa baru.
sumber: birawa

VIDEO CAL

29 Mei 2016, alhamdulilah bisa terfasilitasi untuk bisa ngobrol dengan menteri pendidikan. Walau hanya sekitar 10 menit, namun sangat berkesan dan berarti bagi saya.















TERIMAKASIH PAK.

MENYAMBUT HARI BUKU, PERPUSTAKAAN INI MALAH DIHANCURKAN

  Masih baru kemarin, peringatan hari Buku Nasional yang jatuh setiap tanggal 17 mei diperingati diseluruh Indonesia. Dan sangat membekas dalam pikiran fauzi baim pengelola Perpustakaan Taman Ilmu Masyarakat Desa Sukorejo Buduran Sidoarjo.




      Betapa tidak, ruang baca yang sehari-hari menjadi tempat anak-anak membaca aneka buku bacaan itu kini telah dihancurkan. Ruang baca yang sekaligus menjadi kelas untuk anak-anak playgroup Bustanul Hikmah itu kini tidak bisa ditempati lagi. Dan untuk sementara aktifitas membaca dan belajar untuk sementara dihentikan tukas fauzi pemilik selogan SAK IKI JAMANE MOCO/ sekarang zamannya membaca.

     Dihancurkannya ruangan ini guna renovasi menjadi dua lantai sekaligus dibagi menjadi beberapa ruangan, ada ruang komputer, ruang Tk dan ruang baca anak yang lebih elegan tuturnya. Fauzi berharap banyak yang turut ambil peran dalam pembangunan tempat belajar ini, karena selama ini fasilitas yang ada didalamnya masih bersifat gratis termasuk untuk anak-anak yang sekolah Playgroup.

    Adapun anggaran pembangunan yang diperkirakan mencapai seratus juta lebih ini masih bersumber dari donatur yang peduli terhadap dunia pendidikan. Fauzi menaruh harapan yang sangat besar agar semakin banyak lagi orang yang turut membantu dalam pengembangan proyek pembangunan yang ada ditempatnya ini, sehingga pembangunan bisa segera selesei.

    Untuk para donatur yang ingin peduli atau membantu, bisa disalurkan ke rekening Yayasan Bustanul Hikmah, atas nama Yys Bustanul Hikmah 3515154202860008 Bank jatim cabang sidoarjo. Atau bisa langsung datang kelokasi yang beralamat di desa Sukorejo Rt 09 Rw 03 Buduran Sidoarjo.

    

FLP SIDOARJO PERINGATI HARI BUKU

 Alhamdulilah,kemarin 15-05-2016 bisa bertatap muka langsung dengan peserta pada seminar yang diadakan oleh FLP SIDOARJO . Seminar yang digelar dikantor pemkab Sidoarjo ini, bagi saya merupakan salah satu acara yang sangat keren. Peserta yang banyak dan cukup konsen mendengarkan serta memperhatikan para pemateri.

    Acara yang kebetulan saya sendiri dan rafif ahnaf sebagai pengisi acara disesi kedua. Untuk saya sebagai pengisi acara sesi pertama, tentunya selalu berhubungan dengan buku, sedangkan rafif ahnaf yang pada sesi ke dua membagikan materi seputaran trik kepenulisan, termasuk bagaimana cara mengatasi kebuntuan ketika menulis.

   Digelarnya acara ini, dalam rangka memperingati hari buku yang jatuh pada tanggal 17 mei . Sekaligus menjaring angota baru FLP karena para peserta diharapkan bisa bergabung dan menjadi anggota, sehingga FLP bisa terus memiliki generasi.


TERIMAKASIH UNTUK FLP SIDOARJO.

















UNTUK MELIHAT VIDEONYA SILAHKAN KLIK DI SINI

Galeri